BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Asia
Tenggara (atau Southeastern Asia) adalah sebuah sub dari Asia , yang terdiri dari negara-negara yang secara geografis
selatan Cina , timur India dan utara Australia Wilayah ini terletak di persimpangan pelat geologi, dengan kegiatan seismik dan gunung
berapi berat.
Asia
Tenggara terdiri dari dua daerah geografis: Daratan Asia Tenggara, juga dikenal sebagai
Indocina, terdiri dari Kamboja, Laos, Myanmar (dahulu Burma), Thailand, Vietnam dan Semenanjung Malaysia, dan Maritim Asia Tenggara, yang analog dengan Malay Archipelago, terdiri dari Brunei, Malaysia Timur, Timor Timur, Indonesia, dengan Filipina, dan Singapura . Secara geografis, Cina bagian selatan, Hong Kong, Macau, dan Taiwan. Kadang-kadang dikelompokkan dalam sub regional Asia
Tenggara, meskipun secara politis mereka jarang dikelompokkan seperti itu. Hal yang sama berlaku untuk Kepulauan Andaman dan Nikobar di India, dan kadang-kadang daerah dari Tujuh
Suster Amerika seperti Manipur.
Agama-agama utama ialah Budha dan Islam , diikuti dengan Kristen . Namun, berbagai agama yang ditemukan di
seluruh wilayah, termasuk banyak Hindu dan animisme-praktek yang dipengaruhi.
Definisi dari "Asia Tenggara"
bervariasi, tetapi definisi yang paling mencakup daerah diwakili oleh
negara-negara dan wilayah yang tercantum di bawah. Semua negara termasuk Timor
Leste merupakan anggota dari Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Daerah bersama-sama dengan bagian dari Asia Selatan, secara luas dikenal sebagai Hindia Timur atau sekadar Hindia sampai abad ke-20. Christmas Island dan Cocos (Keeling) dianggap sebagai bagian dari Asia
Tenggara meskipun mereka diatur oleh Australia. Kedaulatan ada lebih dari beberapa pulau di Laut Cina Selatan . Papua New Guinea telah menyatakan bahwa dapat
bergabung dengan ASEAN, dan pada saat ini hanya menjadi negara pengamat.
Asia Tenggara
secara geografis dibagi menjadi dua sub-region, yaitu Asia Tenggara Daratan (atau Indocina) dan Maritim Asia Tenggara (atau didefinisikan
sama Kepulauan Melayu) (bahasa Indonesia : Nusantara).
Daratan Asia
Tenggara meliputi :
- Kamboja
- Laos
- Myanmar
- Thailand
- Vietnam
- Semenanjung Malaysia
Maritim Asia
Tenggara meliputi :
- Malaysia Timur
- Brunei Darussalam
- Indonesia
- Filipina
- Singapura
- Timor-Leste
Andaman dan Nikobar
di India secara geografis dianggap sebagai bagian dari Asia Tenggara. Bangladesh dan Tujuh Negara bagian dari India secara budaya bagian dari Asia Tenggara dan kadang-kadang
dianggap baik Asia Selatan maupun Asia Tenggara. Tujuh Negara bagian dari India juga secara geografis bagian dari Asia Tenggara. Pulau Hainan dan beberapa lainnya di daerah Cina selatan seperti Yunnan, Guizhou dan Guangxi dianggap baik Asia Timur maupun Asia Tenggara. Papua Nugini kadang-kadang dimasukkan, begitu juga
seperti Palau, Guam, dan Kepulauan Mariana Utara, yang semua bagian
dari Hindia Timur Spanyol. Bagian timur Indonesia
dan Timor Timur (timur Wallace Line) kadang dianggap secara geografis bagian
dari Oseania.
Bahkan
sebelum penetrasi kepentingan Eropa, Asia Tenggara merupakan bagian penting dari sistem
perdagangan dunia. Para Kerajaan Ryukyu sering terlibat dalam perdagangan
maritim di Asia Tenggara. Berbagai komoditas berasal di wilayah ini, namun
sangat penting adalah rempah-rempah seperti lada, jahe, cengkeh, dan pala.
Perdagangan rempah-rempah awalnya dikembangkan oleh India dan Arab pedagang, tetapi juga membawa Eropa ke wilayah tersebut.
Pertama
Spanyol ( Manila galleon ) dan Portugis , maka Belanda , dan akhirnya Inggris dan Perancis menjadi terlibat dalam perusahaan di berbagai
negara. Penetrasi kepentingan komersial Eropa secara bertahap berkembang
menjadi aneksasi wilayah, sebagai pedagang melobi untuk perpanjangan kontrol
untuk melindungi dan memperluas kegiatan mereka. Akibatnya, Belanda pindah ke Indonesia , Inggris ke Malaya , Prancis ke Indocina dan Spanyol dan AS ke Filipina.
Negara
|
Area (km 2)
|
Penduduk (2009)
|
PDB USD (2009)
|
PDB/kapita (2009)
|
Ibukota
|
5.765
|
400.000
|
10,405,000,000
|
$ 25.386
|
||
Myanmar
|
676.578
|
50.020.000
|
34,262,000,000
|
$ 571
|
Naypyidaw
|
181.305
|
14.805.000
|
10,871,000,000
|
$ 768
|
Phnom Phen
|
|
14.874
|
1.134.000
|
556,000,000
|
$ 499
|
Dili
|
|
1.904.569
|
240.271.522
|
539,377,000,000
|
$ 2.329
|
Jakarta
|
|
236.800
|
6.320.000
|
5,598,000,000
|
$ 886
|
Vientiane
|
|
329.847
|
28.318.000
|
192,955,000,000
|
$ 7.525
|
Kuala Lumpur
|
Negara
|
Area (km 2)
|
Penduduk (2009)
|
PDB USD (2009)
|
PDB/kapita (2009)
|
Ibukota
|
299,764
|
91,983,000
|
161,196,000,000
|
$ 1.748
|
Manila
|
|
710.2
|
4.987.600
|
182,231,000,000
|
$ 36.379
|
Singapura
|
|
513,120
|
67,764,000
|
263,979,000,000
|
$ 3.941
|
Bangkok
|
|
331,210
|
88,069,000
|
93,164,000,000
|
$ 1.068
|
Hanoi
|
Sementara
ekonomi wilayah sangat bergantung pada pertanian, manufaktur dan jasa Indonesia merupakan ekonomi terbesar di wilayah ini. negara industri baru seperti Malaysia , Thailand , dan Filipina , sedangkan Singapura dan Brunei yang kaya dalam perkembangan ekonomi. Sisanya Negara-negara di Asia
Tenggara masih sangat bergantung pada pertanian, tetapi bagi Vietnam, Negara ini membuat kemajuan yang mantap dalam mengembangkan
sektor industri diwilayahnya, terutama manufaktur tekstil, barang teknologi
tinggi elektronik seperti mikroprosesor dan produk industry berat . Cadangan minyak juga cukup diperhitungkan di wilayah Asia
Tenggara ini.
Pusat-pusat perkotaan utama di Asia Tenggara
- Sijori Growth Triangle ( Singapore / Johor Bahru ), Singapura - Malaysia - Indonesia
- Jabodetabek ( Jakarta / Bandung ) , Indonesia
- Wilayah Metropolitan Bangkok ( Bangkok / Samut Prakan ), Thailand
- Metro Manila ( Manila / Quezon ), Filipina
- Klang Valley ( Kuala Lumpur / Subang Jaya ), Malaysia
- Ho Chi Minh City Metropolitan Area ( Kota Ho Chi Minh / Vung Tau ), Vietnam
- Yangon Daerah ( Yangon / Thanlyin ), Myanmar
Menurut studi terbaru Stanford, populasi Asia Tenggara masih jauh dari
homogen. Meskipun keturunan utama adalah Austronesia, Tai, dan imigran.
Mon-Khmer berbahasa yang bermigrasi dari Southern China selama Zaman Perunggu
dan Zaman Besi, terdapat pengaruh lapisan dari Arab, Cina, India, Polinesia dan
gen Melanesia. Di Asia Tenggara terdapat juga perkawinan antara adat dan
orang-orang Cina keturunan. Mereka membentuk bagian penting
dari kehidupan sehari-hari di negara-negara seperti Vietnam , Singapura , Thailand dan Filipina . Indonesia dan Malaysia juga telah bercampur dengan
populasi Asia-Cina Tenggara.
Di zaman modern, Jawa adalah kelompok etnis terbesar di Asia Tenggara,
dengan lebih dari 86 juta orang, sebagian besar terkonsentrasi di Jawa , Indonesia . Di Burma, selama lebih dari dua pertiga dari etnis
di negara ini, sementara etnis Thailand dan Vietnam selama sekitar
empat-perlima dari populasi masing-masing negara tersebut. Indonesia jelas didominasi
oleh kelompok etnis Jawa dan Sunda, sementara Malaysia lebih terbagi rata antara Melayu dan Cina . Dalam Filipina, Tagalog , Cebuano , Ilokano , dan Bicol yang merupakan kelompok yang cukup signifikan.
Islam adalah agama yang
paling banyak terdapat di Asia Tenggara, berjumlah sekitar 240 juta pengikut
atau sekitar 40% dari seluruh penduduk Asia Tenggara, dengan mayoritas di Brunei , Indonesia dan Malaysia . Negara-negara dalam praktek agama Asia Tenggara
yang berbeda. Agama leluhur dan Konghucu juga banyak dilakukan di Vietnam dan Singapura . Kristen dominan di Filipina, Indonesia timur, Malaysia Timur dan Timor Timur. Di Filipina memiliki Katolik Roma sebagai populasi terbesar di
Asia. Timor Leste juga didominasi Roma Katolik karena sejarah
kekuasaan Portugis.
Agama dan masyarakat yang
beragam di Asia Tenggara dan tidak satu negara homogen. Di negara berpenduduk
Muslim terbesar di dunia seperti Indonesia, Hindu dominan di pulau-pulau
seperti Bali. Kekristenan juga dominan di Filipina , New Guinea dan Timor . Hindu dapat ditemukan di Singapura, Malaysia dan
Indonesia. Kristen juga dapat ditemukan di seluruh Asia Tenggara, mereka berada
di Timor Timur dan Filipina, negara Kristen terbesar di Asia.
B. Sejarah ASEAN
ASEAN terbentuk pada tanggal 8
Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok. Pada awal sejarahnya ASEAN dibentuk
dengan semangat melawan bahaya komunisme. Dalam deklarasi Bangkok
memperlihatkan peran penting dalam menjamin stabilitas kawasan. Sejak awal
pembentukannya, ASEAN merupakan suatu kerjasama regional yang didirikan oleh
lima negara Asia Tenggara yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan
Thailand berdasarkan suatu kesepakatan bersama yang dikenal sebagai deklarasi
Bangkok dalam salah satu butirnya yaitu “akan lebih mengedepankan kerjasama
ekonomi dan sosial sebagai perwujudan dari solidaritas ASEAN “. Dengan demikian
secara sadar ASEAN telah memilih economic road towards peace,
dengan demikian negara-negara ASEAN apabila mencapai kemakmuran maka akan
terwujud perdamaian dikawasan ini.
Kerjasama dibidang politik diawali
dengan dicetuskannya deklarasi Kuala Lumpur, dikenal sebagai deklarasi
ZOPFAN-Zone of Peace, Freedom and Neutrality Declaration dalam peretemuan
khusus para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur pada 27 Nopember 1971. Namun
implementasi dari deklarasi tersebut dimulai dengan dihasilkannya Declaration
of ASEAN Concord atau Bali Concord I dalam KTT I ASEAN di Bali tanggal 24
februari 1976. Para pemimpin ASEAN menginginkan agar ASEAN menjadi wilayah yang
damai, netral dan tanpa campur tangan eksternal dari negara-negara besar diluar
kawasan.
Daftar Negara
ASEAN :
- Kamboja
- Laos
- Myanmar
- Thailand
- Vietnam
- Malaysia
- Brunei Darussalam
- Indonesia
- Filipina
- Singapura
C. Definisi Hegemoni
Istilah
hegemoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu hegeishtai. Istilah tersebut berarti
yang berarti memimpin, kepemimpinan, atau kekuasaan yang melebihi kekuasaan
yang lain. Konsep hegemoni menjadi ngetrend setelah digunakan sebagai
penyebutan atas pemikiran Gramsci yang dipahami sebagai ide yang mendukung
kekuasaan kelompok sosial tertentu. Adapun teori hegemoni yang dicetuskan Gramsci
adalah:
Sebuah
pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep
tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional
maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral,
prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial,
khususnya dalam makna intelektual dan moral.
Dapat
kita simpulkan bahwa dalam hegemoni, kelompok yang mendominasi berhasil
mempengaruhi kelompok yang didominasi untuk menerima nilai-nilai moral,
politik, dan budaya dari kelompok dominan (the ruling party, kelompok yang
berkuasa). Hegemoni diterima sebagai sesuatu yang wajar, sehingga ideologi
kelompok dominan dapat menyebar dan dipraktekkan. Nilai-nilai dan ideologi
hegemoni ini diperjuangkan dan dipertahankan oleh pihak dominan sedemikian
sehingga pihak yang didominasi tetap diam dan taat terhadap kepemimpinan
kelompok penguasa. Hegemoni bisa dilihat sebagai strategi untuk mempertahankan
kekuasaan.
D. Rumusan Masalah
Dengan pembahasan latar belakang serta
sejarah diatas dapat di ambil rumusan masalah apakah Indonesia dapat mampu
menjadi negara hegemoni di Asia Tenggara? Maka kita akan bahasa di pembahasan
bab II.
BAB II
Pembahasan
Indonesia
adalah negara yang patut diperhitungkan dalam ASEAN. Kaitannya ASEAN dengan
hegemoni di Asia Tenggara adalah ASEAN
adalah sebuah organisasi kawasan yang manjadi ikon atau lambang sebuah
eksistensi negara-negara dikawasan Asia Tenggara. Sehingga dengan ASEAN
menunjukan bahwa negara memiliki kekuatan-kekutan politik, ekonomi, pertahanan
dalam kerjasama regional. Indonesia
merupakan negara di Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN. Indonesia dikenal
oleh Negara-negara lain sebagai negara berkembang yang mempunyai andil dalam
pembentukan ASEAN. Seiring dengan tujuan dari geopolitik, yaitu hegemoni.
Indonesia sebagai negara yang memprakarsai berdirinya ASEAN tentunya akan
berusaha mempertahankan hegemoni yang telah dibangun di Asia Tenggara.
Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan
kekuatan yang bersumber dari sektor demografi yang dimiliki Indonesia dan
strategisnya posisi Indonesia dalam sektor ekonomi akan membuat posisi tawar
menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul
semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan penilaian
tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan yang
dimiliki Indonesia.
Asia Tenggara yang memiliki
orientasi keluar juga tidak luput terkena dampak dari kekuatan-kekuatan ekonomi
dan politik yang membentuk dunia ini. Asia Tenggara sendiri telah mengalami banyak perubahan besar akibat
perubahan global yang dinamis dan juga perkembangan regional. Kekuatan “politik
besar”, “perang proxy” dan “pemberontakan komunis” pada 1960 dan 1970
telah menjadikan ASEAN lebih fokus pada upaya memperkuat ketahanan nasional dan
regional.[1]
Namun, setelah lebih dari empat dekade nampaknya ASEAN belum mampu tumbuh
menjadi sebuah organisasi kawasan yang cukup matang. Setelah lebih dari 40
tahun, ASEAN ternyata belum tumbuh menjadi organisasi kawasan yang matang.
Joseph Nye menyebutkan salah satu ciri kematangan itu adalah adanya pergeseran
ketaatan atau loyalitas baru dari setiap negara anggota kepada suatu
kelembagaan baru yang dianggap lebih tinggi. Dari sini jelas terlihat ASEAN
dari awal pembentukannya memang dimaksudkan bukan untuk menjadi organisasi
kawasan yang integratif seperti halnya Uni Eropa. ASEAN lebih merupakan
asosiasi longgar dari sepuluh negara di kawasan. Meskipun demikian, selama
lebih dari empat dekade itu pula kawasan Asia Tenggara menikmati tingkat
stabilitas politik internasional yang cukup mantap, tanpa timbulnya konflik
dalam skala yang besar ataupun meluas, bahkan di tengah memuncaknya persaingan
militer di era Perang Dingin antara kubu AS dan Uni Soviet sekalipun. Dunia
internasional pun mengakui keberadaan ASEAN sebagai organisasi yang sangat
sukses dalam menjaga stabilitas politik di kawasan.
Dalam tempo yang cukup lama,
negara Indonesia dan mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai pemimpin atau big
brother ASEAN[2]. Dalam
setiap persidangan yang digelar, sikap yang diambil Indonesia pada suatu
permasalah pada umumnya kemudian diadopsi menjadi sikap bersama ASEAN.
Indonesia menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara ini,
sehingga tercatat dengan tinta emas dalam sejarah lahirnya APEC, Indonesia
adalah yang kemudian menjadi penentu keberlangsungan gagasan pembentukan
organisasi kerja sama perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik tersebut. APEC
terlahir setelah Indonesia secara terbuka menyatakan dukungannya yang kemudian
diamini oleh negara anggota ASEAN lainnya.
Kita
juga dapat melihat prospek Indonesia di bawah Presiden Yudhoyono untuk meraih
kepemimpinan ASEAN kembali. Indonesia dengan modal komposisi demografis dan
geografisnya saja sesungguhnya secara alami akan tampil sebagai pemimpin
kawasan. Jumlah penduduknya yang mencapai 220 juta jiwa dan panjang garis
pantai sebagai penanda luas wilayah teritorial, membuat Indonesia satu-satunya
negara yang memiliki perbatasan langsung maupun tidak langsung dengan seluruh
negara anggota di kawasan Asia Tenggara. Namun tak kunjung rampungnya Indonesia
memulihkan diri dari keterpurukan ekonomi pascakrismon membuat Indonesia
terkesan "minder" tampil kembali di pucuk pimpinan.
Meskipun
demikian ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai indikasi untuk
kembalinya.Indonesia menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara.
Faktor Pertama, figur
Presiden Yudhoyono. Sebagai presiden pertama yang terpilih dalam pemilihan
langsung, Yudhoyono adalah presiden dengan legitimasi paling solid di kawasan. Secara kebetulan, meski berlatar belakang
militer, ia juga menyandang gelar akademis tertinggi yang diperolehnya dengan
jalur program umum pendidikan tingkat doktoral. Perpaduan latar belakang
militer dan intelektual tersebut masih dilengkapi dengan gaya pembawaan dan
perilaku yang khas serta kefasihan dalam berkomunikasi dengan bahasa
internasional, menjadikannya paling tepat tampil sebagai pemimpin ASEAN.
Faktor Kedua, Indonesia sebagai salah satu negara pendiri
ASEAN (founding Fathers) telah muncul dengan serangkaian inisiatif baru
yang segar dan kreatif yang memicu gerak dinamis ASEAN menuju tingkatan
kematangan sebagai organisasi kawasan. Gagasan ASEAN Community yang secara
monumental dicanangkan pada KTT Bali 2003 secara tidak langsung menjadikan
Indonesia kembali pada driving seat yang mampu mengemudikan kebijakan
ASEAN.[3]
Indonesia tercatat sebagai negara yang menggagas terbentuknya pilar
paling krusial dalam guliran proses ASEAN Community tersebut, yaitu ASEAN
Security Community. Kepemimpinan Indonesia terasa semakin menonjol dalam proses
penyusunan Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang kelak menjadikan ASEAN organisasi
kawasan yang lebih solid dan memiliki konstitusi sebagai landasan aturan main
dalam berorganisasi bagi anggotanya.
Faktor Ketiga, Indonesia
adalah satu-satunya anggota G-20 ekonomi utama dan dianggap sebagai
perekonomian terbesar di kawasan ini. Bruto domestik produk Indonesia diperkirakan
(nominal) untuk tahun 2008 adalah sebesar US $ 511.700.000.000 dengan perkiraan
nominal per kapita GDP sebesar US $ 2.246, dan per PDB kapita PPP sebesar US $
3.979 (dolar internasional).
Faktor Keempat, Indonesia sebagai tuan rumah dari kantor
Sekretariat ASEAN menjadikan Jakarta otomatis menjadi tempat dilahirkannya
keputusan-keputusan penting ASEAN. Tak ubahnya dengan Kota New York sebagai
kota tempat gedung sekretariat PBB berada. Keuntungan Indonesia dalam meraih
kepemimpinan ASEAN tentunya adalah imbas ikutan yang kemudian akan menaikkan
bobot Indonesia di mata dunia yang secara tidak langsung pada gilirannya nanti
akan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati dalam
dunia internasional. Indonesia harus lebih proaktif menggerakkan mesin ASEAN
agar menjalankan fungsinya selaku organisasi kawasan yang mampu memberikan
pengaruhnya guna menjaga stabilitas kawasan.
Beberapa hal lain yang harus
kita tinjau sebagai indikator mulai siapnya Indonesia meresume kepemimpinannya
di Asia Tenggara antara lain:
Selama satu dekade ini, setelah
kejatuhan Presiden Suharto, Indonesia sudah berhasil menghilangkan
kediktatoran militer dan membangkitkan demokrasi. Indonesia sudah
memberikan kebebasan kepada persnya, mengembalikan kaum militer ke
baraknya dan melakukan 3 pemilu yang sukses selama 8 tahun belakangan
ini.
Indonesia juga sudah merubah
sistem sentralisasi yang berpusat di Jakarta menjadi sistem desentralisasi yang
berpusat di pemerintah provinsi, Indonesia sudah berhasil mengakhiri 30 tahun
perang sipil di Aceh, menekan kekerasan berdasarkan agama serta secara drastic mengurangi
tingkat kejahatan Terorisme. Walaupun terjadi krisis finansial global, ekonomi
Indonesia masih diharapkan meningkat 3 hingga 4 persen per tahun, hal ini
membuat Indonesia bersama dengan China dan India, menjadi salah satu dari
sedikit negara yang meningkat pertumbuhan ekonominya tahun ini. Untuk
benar-benar bisa menghargai prestasi Indonesia yang sudah diakui dunia, kita
harus melihat bagaimana negara ini sudah berubah dalam waktu yang cukup
singkat. Setelah kejatuhan Suharto, terjadi kerusuhan etnik, agama kemudian
terjadi gerakan separatis yang mebuat hampir 1 juta orang kehilangan rumah.
Setelah Timor timur mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1999, Aceh dan Papua
di satu sisi berusaha untuk menjadi negara sendiri.
Gambaran lama tentang Indonesia
sebagai sebuah negara yang kacau dan selalu mengalami bencana alam dari satu
bencana ke bencana lain, sudah menjadi pandangan yang usang. Seperti yang
diucapkan seorang ahli, Andrew Mac Intyre dan Douglas Ramage : “ Indonesia
sekarang adalah sebuah Negara yang stabil, kompetitif, berdemokrasi dan
memainkan peran yang konstruktif dalam hubungan internasional.”[4] Arti
pentingnya ASEAN bagi Indonesia juga disebut dalam survei CSIS tentang sikap
generasi muda Indonesia dalam memandang ASEAN. Survei ini menyebutkan, ASEAN
dinilai positif bagi kepentingan nasional Indonesia yang sekaligus menjadi
prioritas yang lebih tinggi dibandingkan kepentingan bersama dalam tatanan
regional (Sutopo, 1988).[5]
Selain faktor sejarah Indonesia yang menjadi salah satu negara pendiri ASEAN,
kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga menjadi indikator penting kiprah Indonesia
di tingkat Asia Tenggara.
Bagaimana pilihan Indonesia
dalam memainkan perannya di dunia, sangat mempengaruhi masa depan Asia
tenggara. Karena tetangga-tetangga Indonesia belajar, bahwa ternyata lebih
sulit untuk mengendalikan sebuah negara demokrasi yang dinamis dibandingkan
dengan sebuah negara dengan kepemimpinan diktatorial. Peranan Presiden
Yudhoyono pun disini sangat vital. Presiden SBY merupakan salah satu pemimpin
ASEAN yang sudah mendapat reputasi karena ketulusan hatinya. Walaupun dia
terkenal sebagai seorang yang ragu-ragu dalam mengambil tindakan, rakyat
Indonesia sangat menghargai usahanya untuk memberantas korupsi, mengontrol
pengeluaran Negara, dan memberi subsidi kepada orang miskin dengan bantuan uang
tunai sebagai kompensasi kenaikan BBM.
Komunitas Internasional juga
sangat menyambut baik dan menghargai performanya dalam memimpin Indonesia.
Presiden AS Barrack Obama, bahkan berkata bahwa Indonesia adalah contoh untuk
dunia Islam. Indonesia ikut serta dalam pertemuan G20 di Washington lalu untuk
mendiskusikan krisis ekonomi global dan financial. Bahkan laporan Morgan
Stanley bahwa Indonesia seharusnya dimasukkan kedalam group BRIC (Brazil, Rusia,
India dan China) yang merupakan kelompok Negara dengan pertumbuhan ekonomi
tercepat di dunia.[6]
BAB III
Kesimpulan
Indonesia
merupakan negara di Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN. Indonesia dikenal
oleh Negara-negara lain sebagai negara berkembang yang mempunyai andil dalam
pembentukan ASEAN. Seiring dengan tujuan dari geopolitik, yaitu hegemoni.
Indonesia sebagai negara yang memprakarsai berdirinya ASEAN tentunya akan
berusaha mempertahankan hegemoni yang telah dibangun di Asia Tenggara.
Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan
kekuatan yang bersumber dari sektor demografi yang dimiliki Indonesia dan
strategisnya posisi Indonesia dalam sektor ekonomi akan membuat posisi tawar
menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu
merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan
penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan
yang dimiliki Indonesia.
Berdasarkan kondisi alamnya,
kemampuan ekonomi dan kemauan politiknya untuk bergabung dalam proses regional,
Indonesia akan terus memainkan peran strategis demi kemajuan dan terciptanya
integrasi ASEAN. Peranan Indonesia di Asia Tenggara diperkuat dengan
partisipasinya untuk menyelesaikan konflik di Kamboja dan Filipina Selatan
serta ikut menjadi anggota dalam pasukan perdamaian PBB. Indonesia juga
memiliki inisiatif untuk melaksanakan diplomasi kemanusiaan dan turut serta
dalam proses pembentukan Masyarakat Asia Timur.
Daftar Pustaka
- ASEAN Selayang Pandang , Direktorat jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 2008
- Anthoni, Mohammad. 2009. Indonesia, Gawang Demokrasi ASEAN. Diakses Pada 12 Desember 2010.
http://www.untad.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=45&Itemid=1
- Anwar, Dewi Fortuna. 1994. “Indonesia in ASEAN: Foreign Policy and Regionalism”.Singapore: St Martin's Press and Institute of Southeast Asian Studies.
- Dahlan, Ahmad. 2007. Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar. Suara Pembaruan Online Diakses pada 12 Desember 2010.
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm.
- Pushpanathan, S. “Leadership for a New ASEAN in the 21st Century”.2009.ASEAN Secretariat. Diakses pada 12 Desember 2010. http://www.aseansec.org/Speech-DSG-National-Resilience-Institute-ASEAN-Leadership-Model-To-Strengthen-ASEAN-Community.pdf
- Funston, John. 1998. "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast Asia 20, no. 1 (April)
- Indonesia's role in ASEAN: the end of leadership? . Diakses Pada 12 Desember 2010
http://findarticles.com/p/articles/mi_hb6479/is_2_21/ai_n28737296/
- Ketentuan ASEAN. Diakses pada 12 Desember 2010. www.aseansec.org/AC-Indonesia.pdf
- Macintyre, Andrew.2003. The power of institutions: political architecture and governance. New York:Cornell University Press.
- “Pembangunan Komunitas ASEAN”. Diakses pada 12 Desember 2010.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/
- Stanley, Morgan. 2008. “BRIC Should Include Indonesia, Morgan Stanley Says.” Diakses pada 12 Desember 2010. http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601080&sid=a31Sp.fWxG1A
[1] John
Funston, "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast
Asia 20, no. 1, (April 1998): 24.
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm
[3] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/
[4] Andrew
Macintyre The power of institutions: political architecture and governance.
[5]
http://hadi-oke.tripod.com/id22.html
[6] Morgan Stanley. BRIC Should
Include Indonesia,
Morgan Stanley Says. http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601080&sid=a31Sp.fWxG1A
ijin mengkutip ya gan :)
BalasHapus