Minggu, 01 April 2012

POTENSI HEGEMONI INDONESIA DI ASIA TENGGARA

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Asia Tenggara (atau Southeastern Asia) adalah sebuah sub dari Asia , yang terdiri dari negara-negara yang secara geografis selatan Cina , timur India dan utara Australia Wilayah ini terletak di persimpangan pelat geologi, dengan kegiatan seismik dan gunung berapi berat.
Asia Tenggara terdiri dari dua daerah geografis: Daratan Asia Tenggara, juga dikenal sebagai Indocina, terdiri dari Kamboja, Laos, Myanmar (dahulu Burma), Thailand, Vietnam dan Semenanjung Malaysia, dan Maritim Asia Tenggara, yang analog dengan Malay Archipelago, terdiri dari Brunei, Malaysia Timur, Timor Timur, Indonesia, dengan Filipina, dan Singapura . Secara geografis, Cina bagian selatan, Hong Kong, Macau, dan Taiwan. Kadang-kadang dikelompokkan dalam sub regional Asia Tenggara, meskipun secara politis mereka jarang dikelompokkan seperti itu. Hal yang sama berlaku untuk Kepulauan Andaman dan Nikobar di India, dan kadang-kadang daerah dari Tujuh Suster Amerika seperti Manipur.
Agama-agama utama ialah Budha dan Islam , diikuti dengan Kristen . Namun, berbagai agama yang ditemukan di seluruh wilayah, termasuk banyak Hindu dan animisme-praktek yang dipengaruhi.
Definisi dari "Asia Tenggara" bervariasi, tetapi definisi yang paling mencakup daerah diwakili oleh negara-negara dan wilayah yang tercantum di bawah. Semua negara termasuk Timor Leste merupakan anggota dari Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Daerah bersama-sama dengan bagian dari Asia Selatan, secara luas dikenal sebagai Hindia Timur atau sekadar Hindia sampai abad ke-20. Christmas Island dan Cocos (Keeling) dianggap sebagai bagian dari Asia Tenggara meskipun mereka diatur oleh Australia. Kedaulatan ada lebih dari beberapa pulau di Laut Cina Selatan . Papua New Guinea telah menyatakan bahwa dapat bergabung dengan ASEAN, dan pada saat ini hanya menjadi negara pengamat.

Asia Tenggara secara geografis dibagi menjadi dua sub-region, yaitu Asia Tenggara Daratan (atau Indocina) dan Maritim Asia Tenggara (atau didefinisikan sama Kepulauan Melayu) (bahasa Indonesia : Nusantara).
                  

Daratan Asia Tenggara meliputi :

  • Kamboja
  • Laos
  • Myanmar
  • Thailand
  • Vietnam
  • Semenanjung Malaysia

Maritim Asia Tenggara meliputi :

  • Malaysia Timur
  • Brunei Darussalam
  • Indonesia
  • Filipina
  • Singapura
  • Timor-Leste


Andaman dan Nikobar di India secara geografis dianggap sebagai bagian dari Asia Tenggara. Bangladesh dan Tujuh Negara bagian dari India secara budaya bagian dari Asia Tenggara dan kadang-kadang dianggap baik Asia Selatan maupun Asia Tenggara. Tujuh Negara bagian dari India juga secara geografis bagian dari Asia Tenggara. Pulau Hainan dan beberapa lainnya di daerah Cina selatan seperti Yunnan, Guizhou dan Guangxi dianggap baik Asia Timur maupun Asia Tenggara. Papua Nugini kadang-kadang dimasukkan, begitu juga seperti Palau, Guam, dan Kepulauan Mariana Utara, yang semua bagian dari Hindia Timur Spanyol. Bagian timur Indonesia dan Timor Timur (timur Wallace Line) kadang dianggap secara geografis bagian dari Oseania.

Bahkan sebelum penetrasi kepentingan Eropa, Asia Tenggara merupakan bagian penting dari sistem perdagangan dunia. Para Kerajaan Ryukyu sering terlibat dalam perdagangan maritim di Asia Tenggara. Berbagai komoditas berasal di wilayah ini, namun sangat penting adalah rempah-rempah seperti lada, jahe, cengkeh, dan pala. Perdagangan rempah-rempah awalnya dikembangkan oleh India dan Arab pedagang, tetapi juga membawa Eropa ke wilayah tersebut.
Pertama Spanyol ( Manila galleon ) dan Portugis , maka Belanda , dan akhirnya Inggris dan Perancis menjadi terlibat dalam perusahaan di berbagai negara. Penetrasi kepentingan komersial Eropa secara bertahap berkembang menjadi aneksasi wilayah, sebagai pedagang melobi untuk perpanjangan kontrol untuk melindungi dan memperluas kegiatan mereka. Akibatnya, Belanda pindah ke Indonesia , Inggris ke Malaya , Prancis ke Indocina dan Spanyol dan AS ke Filipina.

Negara
Area (km 2)
Penduduk (2009)
PDB USD (2009)
PDB/kapita (2009)
Ibukota
5.765
400.000
10,405,000,000
$ 25.386
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8c/Flag_of_Myanmar.svg/22px-Flag_of_Myanmar.svg.pngMyanmar
676.578
50.020.000
34,262,000,000
$ 571
Naypyidaw
181.305
14.805.000
10,871,000,000
$ 768
Phnom Phen
14.874
1.134.000
556,000,000
$ 499
Dili
1.904.569
240.271.522
539,377,000,000
$ 2.329
Jakarta
236.800
6.320.000
5,598,000,000
$ 886
Vientiane
329.847
28.318.000
192,955,000,000
$ 7.525
Kuala Lumpur

Negara
Area (km 2)
Penduduk (2009)
PDB USD (2009)
PDB/kapita (2009)
Ibukota
299,764
91,983,000
161,196,000,000
$ 1.748
Manila
710.2
4.987.600
182,231,000,000
$ 36.379
Singapura
513,120
67,764,000
263,979,000,000
$ 3.941
Bangkok
331,210
88,069,000
93,164,000,000
$ 1.068
Hanoi

Sementara ekonomi wilayah sangat bergantung pada pertanian, manufaktur dan jasa Indonesia merupakan ekonomi terbesar di wilayah ini. negara industri baru seperti Malaysia , Thailand , dan Filipina , sedangkan Singapura dan Brunei yang kaya dalam perkembangan ekonomi. Sisanya Negara-negara di Asia Tenggara masih sangat bergantung pada pertanian, tetapi bagi Vietnam, Negara ini membuat kemajuan yang mantap dalam mengembangkan sektor industri diwilayahnya, terutama manufaktur tekstil, barang teknologi tinggi elektronik seperti mikroprosesor dan produk industry berat . Cadangan minyak juga cukup diperhitungkan di wilayah Asia Tenggara ini.


Pusat-pusat perkotaan utama di Asia Tenggara

Menurut studi terbaru Stanford, populasi Asia Tenggara masih jauh dari homogen. Meskipun keturunan utama adalah Austronesia, Tai, dan imigran. Mon-Khmer berbahasa yang bermigrasi dari Southern China selama Zaman Perunggu dan Zaman Besi, terdapat pengaruh lapisan dari Arab, Cina, India, Polinesia dan gen Melanesia. Di Asia Tenggara terdapat juga perkawinan antara adat dan orang-orang Cina keturunan. Mereka membentuk bagian penting dari kehidupan sehari-hari di negara-negara seperti Vietnam , Singapura , Thailand dan Filipina . Indonesia dan Malaysia juga telah bercampur dengan populasi Asia-Cina Tenggara.
Di zaman modern, Jawa adalah kelompok etnis terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 86 juta orang, sebagian besar terkonsentrasi di Jawa , Indonesia . Di Burma, selama lebih dari dua pertiga dari etnis di negara ini, sementara etnis Thailand dan Vietnam selama sekitar empat-perlima dari populasi masing-masing negara tersebut. Indonesia jelas didominasi oleh kelompok etnis Jawa dan Sunda, sementara Malaysia lebih terbagi rata antara Melayu dan Cina . Dalam Filipina, Tagalog , Cebuano , Ilokano , dan Bicol yang merupakan kelompok yang cukup signifikan.
Islam adalah agama yang paling banyak terdapat di Asia Tenggara, berjumlah sekitar 240 juta pengikut atau sekitar 40% dari seluruh penduduk Asia Tenggara, dengan mayoritas di Brunei , Indonesia dan Malaysia . Negara-negara dalam praktek agama Asia Tenggara yang berbeda. Agama leluhur dan Konghucu juga banyak dilakukan di Vietnam dan Singapura . Kristen dominan di Filipina, Indonesia timur, Malaysia Timur dan Timor Timur. Di Filipina memiliki Katolik Roma sebagai populasi terbesar di Asia. Timor Leste juga didominasi Roma Katolik karena sejarah kekuasaan Portugis.
Agama dan masyarakat yang beragam di Asia Tenggara dan tidak satu negara homogen. Di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia seperti Indonesia, Hindu dominan di pulau-pulau seperti Bali. Kekristenan juga dominan di Filipina , New Guinea dan Timor . Hindu dapat ditemukan di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Kristen juga dapat ditemukan di seluruh Asia Tenggara, mereka berada di Timor Timur dan Filipina, negara Kristen terbesar di Asia.

B. Sejarah ASEAN
            ASEAN terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok. Pada awal sejarahnya ASEAN dibentuk dengan semangat melawan bahaya komunisme. Dalam deklarasi Bangkok memperlihatkan peran penting dalam menjamin stabilitas kawasan. Sejak awal pembentukannya, ASEAN merupakan suatu kerjasama regional yang didirikan oleh lima negara Asia Tenggara yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand berdasarkan suatu kesepakatan bersama yang dikenal sebagai deklarasi Bangkok dalam salah satu butirnya yaitu “akan lebih mengedepankan kerjasama ekonomi dan sosial sebagai perwujudan dari solidaritas ASEAN “. Dengan demikian secara sadar ASEAN telah memilih economic road towards peace, dengan demikian negara-negara ASEAN apabila mencapai kemakmuran maka akan terwujud perdamaian dikawasan ini.

            Kerjasama dibidang politik diawali dengan dicetuskannya deklarasi Kuala Lumpur, dikenal sebagai deklarasi ZOPFAN-Zone of Peace, Freedom and Neutrality Declaration dalam peretemuan khusus para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur pada 27 Nopember 1971. Namun implementasi dari deklarasi tersebut dimulai dengan dihasilkannya Declaration of ASEAN Concord atau Bali Concord I dalam KTT I ASEAN di Bali tanggal 24 februari 1976. Para pemimpin ASEAN menginginkan agar ASEAN menjadi wilayah yang damai, netral dan tanpa campur tangan eksternal dari negara-negara besar diluar kawasan.





Daftar Negara ASEAN :

  • Kamboja
  • Laos
  • Myanmar
  • Thailand
  • Vietnam
  • Malaysia
  • Brunei Darussalam
  • Indonesia
  • Filipina
  • Singapura


C. Definisi Hegemoni
            Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu hegeishtai. Istilah tersebut berarti yang berarti memimpin, kepemimpinan, atau kekuasaan yang melebihi kekuasaan yang lain. Konsep hegemoni menjadi ngetrend setelah digunakan sebagai penyebutan atas pemikiran Gramsci yang dipahami sebagai ide yang mendukung kekuasaan kelompok sosial tertentu. Adapun teori hegemoni yang dicetuskan Gramsci adalah:

Sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral.

            Dapat kita simpulkan bahwa dalam hegemoni, kelompok yang mendominasi berhasil mempengaruhi kelompok yang didominasi untuk menerima nilai-nilai moral, politik, dan budaya dari kelompok dominan (the ruling party, kelompok yang berkuasa). Hegemoni diterima sebagai sesuatu yang wajar, sehingga ideologi kelompok dominan dapat menyebar dan dipraktekkan. Nilai-nilai dan ideologi hegemoni ini diperjuangkan dan dipertahankan oleh pihak dominan sedemikian sehingga pihak yang didominasi tetap diam dan taat terhadap kepemimpinan kelompok penguasa. Hegemoni bisa dilihat sebagai strategi untuk mempertahankan kekuasaan.

D. Rumusan Masalah
Dengan pembahasan latar belakang serta sejarah diatas dapat di ambil rumusan masalah apakah Indonesia dapat mampu menjadi negara hegemoni di Asia Tenggara? Maka kita akan bahasa di pembahasan bab II.
BAB II
Pembahasan

Indonesia adalah negara yang patut diperhitungkan dalam ASEAN. Kaitannya ASEAN dengan hegemoni di Asia Tenggara  adalah ASEAN adalah sebuah organisasi kawasan yang manjadi ikon atau lambang sebuah eksistensi negara-negara dikawasan Asia Tenggara. Sehingga dengan ASEAN menunjukan bahwa negara memiliki kekuatan-kekutan politik, ekonomi, pertahanan dalam kerjasama regional.  Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN. Indonesia dikenal oleh Negara-negara lain sebagai negara berkembang yang mempunyai andil dalam pembentukan ASEAN. Seiring dengan tujuan dari geopolitik, yaitu hegemoni. Indonesia sebagai negara yang memprakarsai berdirinya ASEAN tentunya akan berusaha mempertahankan hegemoni yang telah dibangun di Asia Tenggara. Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan kekuatan yang bersumber dari sektor demografi yang dimiliki Indonesia dan strategisnya posisi Indonesia dalam sektor ekonomi akan membuat posisi tawar menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan yang dimiliki Indonesia.

Asia Tenggara yang memiliki orientasi keluar juga tidak luput terkena dampak dari kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik yang membentuk dunia ini. Asia Tenggara sendiri telah mengalami banyak perubahan besar akibat perubahan global yang dinamis dan juga perkembangan regional. Kekuatan “politik besar”, “perang proxy” dan “pemberontakan komunis” pada 1960 dan 1970 telah menjadikan ASEAN lebih fokus pada upaya memperkuat ketahanan nasional dan regional.[1] Namun, setelah lebih dari empat dekade nampaknya ASEAN belum mampu tumbuh menjadi sebuah organisasi kawasan yang cukup matang. Setelah lebih dari 40 tahun, ASEAN ternyata belum tumbuh menjadi organisasi kawasan yang matang. Joseph Nye menyebutkan salah satu ciri kematangan itu adalah adanya pergeseran ketaatan atau loyalitas baru dari setiap negara anggota kepada suatu kelembagaan baru yang dianggap lebih tinggi. Dari sini jelas terlihat ASEAN dari awal pembentukannya memang dimaksudkan bukan untuk menjadi organisasi kawasan yang integratif seperti halnya Uni Eropa. ASEAN lebih merupakan asosiasi longgar dari sepuluh negara di kawasan. Meskipun demikian, selama lebih dari empat dekade itu pula kawasan Asia Tenggara menikmati tingkat stabilitas politik internasional yang cukup mantap, tanpa timbulnya konflik dalam skala yang besar ataupun meluas, bahkan di tengah memuncaknya persaingan militer di era Perang Dingin antara kubu AS dan Uni Soviet sekalipun. Dunia internasional pun mengakui keberadaan ASEAN sebagai organisasi yang sangat sukses dalam menjaga stabilitas politik di kawasan.

Dalam tempo yang cukup lama, negara Indonesia dan mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai pemimpin atau big brother ASEAN[2]. Dalam setiap persidangan yang digelar, sikap yang diambil Indonesia pada suatu permasalah pada umumnya kemudian diadopsi menjadi sikap bersama ASEAN. Indonesia menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara ini, sehingga tercatat dengan tinta emas dalam sejarah lahirnya APEC, Indonesia adalah yang kemudian menjadi penentu keberlangsungan gagasan pembentukan organisasi kerja sama perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik tersebut. APEC terlahir setelah Indonesia secara terbuka menyatakan dukungannya yang kemudian diamini oleh negara anggota ASEAN lainnya.

Kita juga dapat melihat prospek Indonesia di bawah Presiden Yudhoyono untuk meraih kepemimpinan ASEAN kembali. Indonesia dengan modal komposisi demografis dan geografisnya saja sesungguhnya secara alami akan tampil sebagai pemimpin kawasan. Jumlah penduduknya yang mencapai 220 juta jiwa dan panjang garis pantai sebagai penanda luas wilayah teritorial, membuat Indonesia satu-satunya negara yang memiliki perbatasan langsung maupun tidak langsung dengan seluruh negara anggota di kawasan Asia Tenggara. Namun tak kunjung rampungnya Indonesia memulihkan diri dari keterpurukan ekonomi pascakrismon membuat Indonesia terkesan "minder" tampil kembali di pucuk pimpinan.


Meskipun demikian ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai indikasi untuk kembalinya.Indonesia menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara.

Faktor Pertama, figur Presiden Yudhoyono. Sebagai presiden pertama yang terpilih dalam pemilihan langsung, Yudhoyono adalah presiden dengan legitimasi paling solid di kawasan. Secara kebetulan, meski berlatar belakang militer, ia juga menyandang gelar akademis tertinggi yang diperolehnya dengan jalur program umum pendidikan tingkat doktoral. Perpaduan latar belakang militer dan intelektual tersebut masih dilengkapi dengan gaya pembawaan dan perilaku yang khas serta kefasihan dalam berkomunikasi dengan bahasa internasional, menjadikannya paling tepat tampil sebagai pemimpin ASEAN.

Faktor Kedua, Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN (founding Fathers) telah muncul dengan serangkaian inisiatif baru yang segar dan kreatif yang memicu gerak dinamis ASEAN menuju tingkatan kematangan sebagai organisasi kawasan. Gagasan ASEAN Community yang secara monumental dicanangkan pada KTT Bali 2003 secara tidak langsung menjadikan Indonesia kembali pada driving seat yang mampu mengemudikan kebijakan ASEAN.[3] Indonesia tercatat sebagai negara yang menggagas terbentuknya pilar paling krusial dalam guliran proses ASEAN Community tersebut, yaitu ASEAN Security Community. Kepemimpinan Indonesia terasa semakin menonjol dalam proses penyusunan Piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang kelak menjadikan ASEAN organisasi kawasan yang lebih solid dan memiliki konstitusi sebagai landasan aturan main dalam berorganisasi bagi anggotanya.

Faktor Ketiga, Indonesia adalah satu-satunya anggota G-20 ekonomi utama dan dianggap sebagai perekonomian terbesar di kawasan ini. Bruto domestik produk Indonesia diperkirakan (nominal) untuk tahun 2008 adalah sebesar US $ 511.700.000.000 dengan perkiraan nominal per kapita GDP sebesar US $ 2.246, dan per PDB kapita PPP sebesar US $ 3.979 (dolar internasional).


Faktor Keempat, Indonesia sebagai tuan rumah dari kantor Sekretariat ASEAN menjadikan Jakarta otomatis menjadi tempat dilahirkannya keputusan-keputusan penting ASEAN. Tak ubahnya dengan Kota New York sebagai kota tempat gedung sekretariat PBB berada. Keuntungan Indonesia dalam meraih kepemimpinan ASEAN tentunya adalah imbas ikutan yang kemudian akan menaikkan bobot Indonesia di mata dunia yang secara tidak langsung pada gilirannya nanti akan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati dalam dunia internasional. Indonesia harus lebih proaktif menggerakkan mesin ASEAN agar menjalankan fungsinya selaku organisasi kawasan yang mampu memberikan pengaruhnya guna menjaga stabilitas kawasan.

Beberapa hal lain yang harus kita tinjau sebagai indikator mulai siapnya Indonesia meresume kepemimpinannya di Asia Tenggara antara lain:

Selama satu dekade ini, setelah kejatuhan Presiden Suharto, Indonesia sudah berhasil menghilangkan kediktatoran militer dan membangkitkan demokrasi. Indonesia sudah memberikan kebebasan kepada persnya, mengembalikan kaum militer ke baraknya dan melakukan 3 pemilu yang sukses selama 8 tahun belakangan ini.

Indonesia juga sudah merubah sistem sentralisasi yang berpusat di Jakarta menjadi sistem desentralisasi yang berpusat di pemerintah provinsi, Indonesia sudah berhasil mengakhiri 30 tahun perang sipil di Aceh, menekan kekerasan berdasarkan agama serta secara drastic mengurangi tingkat kejahatan Terorisme. Walaupun terjadi krisis finansial global, ekonomi Indonesia masih diharapkan meningkat 3 hingga 4 persen per tahun, hal ini membuat Indonesia bersama dengan China dan India, menjadi salah satu dari sedikit negara yang meningkat pertumbuhan ekonominya tahun ini. Untuk benar-benar bisa menghargai prestasi Indonesia yang sudah diakui dunia, kita harus melihat bagaimana negara ini sudah berubah dalam waktu yang cukup singkat. Setelah kejatuhan Suharto, terjadi kerusuhan etnik, agama kemudian terjadi gerakan separatis yang mebuat hampir 1 juta orang kehilangan rumah. Setelah Timor timur mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1999, Aceh dan Papua di satu sisi berusaha untuk menjadi negara sendiri.

Gambaran lama tentang Indonesia sebagai sebuah negara yang kacau dan selalu mengalami bencana alam dari satu bencana ke bencana lain, sudah menjadi pandangan yang usang. Seperti yang diucapkan seorang ahli, Andrew Mac Intyre dan Douglas Ramage : “ Indonesia sekarang adalah sebuah Negara yang stabil, kompetitif, berdemokrasi dan memainkan peran yang konstruktif dalam hubungan internasional.”[4] Arti pentingnya ASEAN bagi Indonesia juga disebut dalam survei CSIS tentang sikap generasi muda Indonesia dalam memandang ASEAN. Survei ini menyebutkan, ASEAN dinilai positif bagi kepentingan nasional Indonesia yang sekaligus menjadi prioritas yang lebih tinggi dibandingkan kepentingan bersama dalam tatanan regional (Sutopo, 1988).[5] Selain faktor sejarah Indonesia yang menjadi salah satu negara pendiri ASEAN, kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga menjadi indikator penting kiprah Indonesia di tingkat Asia Tenggara.

Bagaimana pilihan Indonesia dalam memainkan perannya di dunia, sangat mempengaruhi masa depan Asia tenggara. Karena tetangga-tetangga Indonesia belajar, bahwa ternyata lebih sulit untuk mengendalikan sebuah negara demokrasi yang dinamis dibandingkan dengan sebuah negara dengan kepemimpinan diktatorial. Peranan Presiden Yudhoyono pun disini sangat vital. Presiden SBY merupakan salah satu pemimpin ASEAN yang sudah mendapat reputasi karena ketulusan hatinya. Walaupun dia terkenal sebagai seorang yang ragu-ragu dalam mengambil tindakan, rakyat Indonesia sangat menghargai usahanya untuk memberantas korupsi, mengontrol pengeluaran Negara, dan memberi subsidi kepada orang miskin dengan bantuan uang tunai sebagai kompensasi kenaikan BBM.

Komunitas Internasional juga sangat menyambut baik dan menghargai performanya dalam memimpin Indonesia. Presiden AS Barrack Obama, bahkan berkata bahwa Indonesia adalah contoh untuk dunia Islam. Indonesia ikut serta dalam pertemuan G20 di Washington lalu untuk mendiskusikan krisis ekonomi global dan financial. Bahkan laporan Morgan Stanley bahwa Indonesia seharusnya dimasukkan kedalam group BRIC (Brazil, Rusia, India dan China) yang merupakan kelompok Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.[6]
BAB III
Kesimpulan

Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN. Indonesia dikenal oleh Negara-negara lain sebagai negara berkembang yang mempunyai andil dalam pembentukan ASEAN. Seiring dengan tujuan dari geopolitik, yaitu hegemoni. Indonesia sebagai negara yang memprakarsai berdirinya ASEAN tentunya akan berusaha mempertahankan hegemoni yang telah dibangun di Asia Tenggara. Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan kekuatan yang bersumber dari sektor demografi yang dimiliki Indonesia dan strategisnya posisi Indonesia dalam sektor ekonomi akan membuat posisi tawar menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan yang dimiliki Indonesia.
Berdasarkan kondisi alamnya, kemampuan ekonomi dan kemauan politiknya untuk bergabung dalam proses regional, Indonesia akan terus memainkan peran strategis demi kemajuan dan terciptanya integrasi ASEAN. Peranan Indonesia di Asia Tenggara diperkuat dengan partisipasinya untuk menyelesaikan konflik di Kamboja dan Filipina Selatan serta ikut menjadi anggota dalam pasukan perdamaian PBB. Indonesia juga memiliki inisiatif untuk melaksanakan diplomasi kemanusiaan dan turut serta dalam proses pembentukan Masyarakat Asia Timur.









Daftar Pustaka

  • ASEAN Selayang Pandang , Direktorat jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 2008
  • Anthoni, Mohammad. 2009. Indonesia, Gawang Demokrasi ASEAN. Diakses Pada 12 Desember  2010.
http://www.untad.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=45&Itemid=1
  • Anwar, Dewi Fortuna. 1994. “Indonesia in ASEAN: Foreign Policy and Regionalism”.Singapore: St Martin's Press and Institute of Southeast Asian Studies.
  • Dahlan, Ahmad. 2007. Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar. Suara Pembaruan Online Diakses pada 12 Desember  2010.
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm.
  • Pushpanathan, S. “Leadership for a New ASEAN in the 21st Century”.2009.ASEAN Secretariat. Diakses pada 12 Desember 2010. http://www.aseansec.org/Speech-DSG-National-Resilience-Institute-ASEAN-Leadership-Model-To-Strengthen-ASEAN-Community.pdf
  • Funston, John. 1998. "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast Asia 20, no. 1 (April)
  • Indonesia's role in ASEAN: the end of leadership? . Diakses Pada 12 Desember 2010
http://findarticles.com/p/articles/mi_hb6479/is_2_21/ai_n28737296/
  • Ketentuan ASEAN. Diakses pada 12 Desember 2010. www.aseansec.org/AC-Indonesia.pdf
  • Macintyre, Andrew.2003. The power of institutions: political architecture and governance. New York:Cornell University Press.
  • “Pembangunan Komunitas ASEAN”. Diakses pada 12 Desember 2010.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/



[1] John Funston, "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast Asia 20, no. 1, (April 1998): 24.
[2] Ahmad Dahlan, Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm
[3] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/
[4] Andrew Macintyre The power of institutions: political architecture and governance.
[5] http://hadi-oke.tripod.com/id22.html
[6] Morgan Stanley. BRIC Should Include Indonesia, Morgan Stanley Says. http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601080&sid=a31Sp.fWxG1A