- LATAR BELAKANG
Kerajaan
Britania Raya atau Inggris didirikan pada 1 Mei 1707 oleh politik serikat
kerajaan Inggris dan kerajaan Skotlandia Inggris adalah Negara pembaruan dari
kerajaan Skotlandia. Peristiwa ini adalah hasil dari perjanjian yang dikenal
dengan sebutan The Treaty of Union (Pakta Perserikatan) yang disetujui pada 22
Juli 1706, dan lalu diratifikasi oleh Parlemen Inggris dan Parlemen Skotlandia
lewat UU Perserikatan pada 1707. Inggris merupakan negara demokrasi yang berbentuk
kerajaan yang berparlemen. Tetapi kenyataannya dengan monarki, yang sekarang
adalah Ratu Elizabeth II mempunyai kekuasaan politik yang sangat kecil,
meskipun dia tetap memegang gelar sebagai kepala negara, dan memainkan suatu
bagian yang resmi dalam proses berpolitik.
Inggris
adalah salah satu Negara Imperialisme yang memiliki tujuan khusus dalam
menjalaninya Imperialisme. Istilah imperialisme yang diperkenalkan di Perancis
pada tahun 1830-an, imperium Napoleon Bonaparte. Pada tahun 1830-an, istilah
ini diperkenalkan oleh penulis Inggris untuk menerangkan dasar-dasar perluasan
kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris menganggap
merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena mereka telah banyak
menguasai dan menjajah di wilayah Asia dan Afrika.
Mereka
menganggap bahwa penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah
yang dinilai masih terbelakang dan untuk kebaikan dunia. Imperialisme merujuk
pada sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik negara-negara kaya
dan berkuasa, mengawal dan menguasai negaranegara lain yang dianggap
terbelakang dan miskin dengan tujuan mengeksploitasi sumber-sumber yang ada di
negara tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya.
Imperialisme
menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh satu bangsa atas bangsa
lain. Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi. Negara-negara
imperialis ingin memperoleh keuntungan dari negeri yang mereka kuasai karena
sumber ekonomi negara mereka tidak mencukupi. Selain faktor ekonomi, terdapat
satu kepercayaan bahwa sebuah bangsa lebih mulia atau lebih baik dari bangsa
lain yang dikenal sebagai ethnosentrism, contoh bangsa Jerman (Arya) dan Italia.
Faktor lain yang menyumbang pada dasar imperialisme adalah adanya perasaan
ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar dan memerintah dunia, misalnya
dasar imperialisme Jepang.
Dasar
imperialisme awalnya bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebuadayaan Barat
ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, imperialisme bukan hanya dilihat sebagai
penindasan terhadap tanah jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor
pendorong pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan sebuah
bangsa seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dan sistem
pemerintahan.
Selain
perluasan kekuasan serta mengaggap negaranya yang paling kuat dan berkuasa
serta menambah hasil ekonomi inggris bermaksud untuk memperkenalkan ratunya
yakni Ratu Elizabeth II sebagai Ratu. Setelah menjajah inggris tidak
mengeksploitasi Negara tersebut tetapi membantu Negara yang dijajajah menjadi
Negara yang berdaulat. Kopensasi Negara tersebut harus mengakui Ratu Elizabeth
II sebagai Ratu. Kondisi ini sangat terbalik apa yang dilakukan oleh Negara
penjajah seperti, belanda dan jepang. Kedua Negara ini hanya menguras dan
membodohi Negara jajahanya. Salah satunya yang dilakukanya kepada Indonesia
selama 3,5 abad lamanya yang cukup menguras seluruh kekayaan alam Indonesia.
- PEMBAHASAN
1.
Politik
dan Strategi Inggris
Dalam
bidang perpolitikan, Inggris merupakan negara demokrasi yang berbentuk kerajaan
dan berparlemen. Meskipun memegang jabatan yang paling tinggi di kerajaan dan
menjabat sebagai kepala negara, Ratu Elizabeth II mempunyai kekuasaan politik
yang sangat kecil, hanya memainkan suatu
bagian yang resmi dalam proses berpolitik. Kekuasaan politik di tangan
pemerintah yang dipilih (dikepalai oleh seorang Perdana Menteri dan Kabinet)
didasarkan pada kekuatan dukungan yang ada di parlemen. Selama abad ini,
pemerintahan selalu dibentuk oleh salah satu dari ketiga partai politik utama
yaitu partai buruh, konservatif dan liberal-demokrat. Pemerintahan koalisi
jarang terjadi dalam sejarah politik Inggris. Ada juga dua partai nasional satu
di Wales (Plaid Cymru) dan satu di Scotland (The Scotish National Party),
seperti juga beberapa partai nasional di Irlandia Utara.
Strategi
yang diambil oleh Inggris, tak lepas dari pengaruh aspek geografi negaranya
yang berbasis kelautan. Sehingga Inggris berupaya memaksimalkan potensi yang
dimilikinya dengan membentuk armada laut dan berusaha menguasai pantai-pantai
benua, paling tidak menyewanya. Selain itu laut merupakan sumber kehidupan,
sumber daya alam banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada
laut yang kuat untuk menjaganya.
Selain
digunakan sebagai bentuk pertahanan, armada Inggris juga digunakan untuk
melakukan kolonialisme dan imperialisme ke negara-negara jajahannya, baik untuk
memperluas wilayah maupun untuk mendapatkan sumber daya alam berharga sekaligus
juga pasar. Teori yang paling mempengaruhi adalah Lebensraum. Teori ini
berpandangan bahwa negara merupakan suatu organisme, yang memiliki kecerdasan
intelektual serta memerlukan ruang hidup.Tak ada satupun negara yang dapat hidup
mandiri secara mutlak, karena keterbatasan-keterbatasan dan tidak meratanya
ketersediaan Sumber Daya Alam, setiap negara akan mengalami interdependensi,
atau keadaan saling membutuhkan. Teori ini pun berpandangan bahwa satu bagian
dunia yang relatif mempunyai persamaan dalam sifat-sifat geografis, ras,
kebudayaan dan sebagainya. dapat disatukan dalam satu kesatuan wilayah.[1]
Dalam
sejarah dan perkembangannya, kemenangan armada laut Inggris mengilhami strategi
global dunia mengenai konsep sea power yang ditulis oleh Kapten Angkatan Laut
AS Alfred Thayan Mahan yang menekankan pada penguasaan laut untuk menguasai
dunia dengan didukung armada dan angkatan laut yang kuat di tahun 1793-1815.
Selanjutnya muncul Mackinder yang mengemukakan konsep land power dimana konsep
tersebut dikenal dengan heartland. Hal ini sangat bersebrangan dengan konsep
sea power Mahan yang menekankan pada penguasaan atas lautan. Mackinder melihat
heartland sebagai “pusat dunia” yang memiliki berbagai potensi dan harus bisa
dikuasai oleh Inggris karena jika tidak demikian maka akan membahayakan dan
mengancam posisi Inggris sebagai kekuatan besar ketika itu. Bahkan di bidang
pengembangan air power (teori Seversky) pun Inggris dipandang berpotensi juga,
karena kemajuan teknologi yang dimilikinya saat itu. Salah satu contoh
penerapan strategi geopolitik dari Inggris adalah pada masa kependudukan
Belanda di Hindia Belanda, dimana kehadiran Belanda di Asia Tenggara sebagai
partner bawahan yang berguna untuk menahan ekspansi Prancis raksasa Eropa,
rival utama Inggris di lautan.
2.
Hubungan
Geografi dan Politik Inggris
Negara
maju (terutama Imperium Barat) sangat terpengaruh oleh teori Haushoffer dan
Mahan, sehingga mereka berusaha mengupayakan ruang hidup yang cukup. Upaya itu
dilaksanakan dengan bentuk kolonisasi atas negara yang mereka anggap masih
kurang berbudaya. Dengan demikian sampai pada awal PD I Imperium Barat
(terutama Inggris dan Perancis) menguasai wilayah seluas 84% daratan dunia.[2]
Power yang dimiliki Inggris semakin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini tak
lepas dari luasnya wilayah yang ditaklukkan Inggris, akibat militernya yang
tangguh dan tak tertandingi sebelum maupun selama perang dunia berlangsung.
Kemenangan yang diperolehnya melanggengkan hegemoni Inggris saat itu, dan menjadikannya
stabiliser sekaligus.[3]
Di
bawah ini terdapat beberapa peperangan yang melibatkan Inggris:
a. 1689-1815:
Perang Inggris dan Perancis, dengan perlindungan dari armada lautnya yang
sangat kuat (seperti yang diucapkan Admiral Jervis "Saya tidak menjamin
bahwa Perancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa
mereka tidak akan datang lewat laut"), Inggris dapat tetap mensuplai dan
mengadakan perlawanan didarat secara global selama lebih dari satu dekade.
Puncaknya pada tahun 1815, tentara Inggris memainkan peran penting dalam
mengalahkan pasukan Napoleon pada pertempuran Waterloo. Kesepakatan
persahabatan, Entente Cordiale, baru
tercapai tahun 1904 atas prakarsa Raja Inggris Edward VII, yang disambut
hangat oleh Perancis.
b. 1939
: Invasi Polandia dan Finlandia, Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa
dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan
oleh Hitler. Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman
pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta
pertahanan Maret 1939, serta jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu
yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis. Hal ini juga menyebabkan
jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston
Churchill.
c. 1940:
a)Jajahan Perancis Vichy, aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi
dengan boikot minyak. Mesir dan
Somaliland, pertempuran di Afrika Utara bermula ketika sejumlah kecil pasukan
Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang
bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara
Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi
Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar
pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk
mempertahankannya dari serangan Jerman. c) Jerman bersiap untuk melancarkan
serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris
atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU
Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa
Inggris.
d. 1941:
a) Invasi Jepang di Asia Tenggara, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni
Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya
menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang
lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas
Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai
salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania. b)
Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk, di Irak, terjadi penggulingan
kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang
pro-Nazi.. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan
bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali
berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke
Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan
shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian
melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama
dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika
dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota
pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil
bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi
Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein
e. 1942:
a)Invasi Hindia-Belanda, Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai
taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya
yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris),
Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu
mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
b) Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942.
Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria
dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris
serta Persemakmuran menghentikan arah mereka. Pertempuran El Alamein Kedua
terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942. Rommel, panglima cemerlang
Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun",
absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang sakit kuning di Eropa.
Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan
meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai
pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
f. 1943–1945:
Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik, Pasukan Australia and AS melancarkan
kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan
Jepang, New Britain dan New Ireland, pada tahun 1944. Pasukan Jepang telah
merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu
untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus
menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal
sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan
dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS,
membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun
untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di
kawasan perang ini berperang sampai dihentikan di perbatasan Burma-India oleh
Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang
dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik
dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal. Setelah dikepung Uni
Soviet, Hitler akhirnya menyerah. Kekalahan Jerman ini mengakhiri PD II.
Pasca
PD II, melahirkan banyak negara nasional yang merupakan negara bekas jajahan.
Negara-negara baru ini masih dalam upaya membangun identitas baru dan menjadi
incaran kedua blok untuk dirangkul dan diberi bantuan untuk pembangunan
wilayahnya dengan mencontoh pada salah satu blok. Akhirnya terbentuk negara
dunia ketiga dan dikenal sebagai negara sedang berkembang. Dalam perjalanan
sejarah selanjutnya negara ini menjadi sasaran rebutan oleh kedua blok yang
bertikai, dan dijadikan negara satelit oleh AS dan US (Proxi war). Pada masa
Perang Dunia dan Perang Dingin, AS dan US melakukan pengawasan senjata berupa:
usaha pencegahan penyebaran senjata nuklir berdasarkan kesepakatan yang dibuat
pada 1968, meskipun ditentang oleh Perancis dan RRC; penangguhan uji coba
persenjataan nuklir untuk waktu yang terbatas; pengurangan anggaran militer;
dan pencegahan penempatan senjata nuklir dalam berbagai tipe di kawasan damai
dan bebas. Bentuk pengawasan tersebut tak lepas dari posisi mereka sebagai
negara superpower yang memiliki kekuatan nuklir hegemonik baik pada
negara-negara sekutu mereka maupun negara lainnya. Sifat dalam pengawasan
tersebut memunculkan stabilitas hegemonik dalam mengendalikan senjata nuklir.
Tampuk
kekuasaan Inggris sebagai hegemon mulai berakhir pada PD II , menurut Joseph S.
Nye dalam artikelnya yang berjudul memimpin dunia, bahwasanya kejatuhan
imperium Inggris adalah karena kekurang efektivannya dalam mengombinasikan soft
dan hard power. Penggunaan hard power yang berlebihan, seperti yang dilakukan
Inggris dan Jerman pada 1,5 abad lalu. Persaingan militer diantara mereka,
menyebabkan terkurasnya kas negara untuk membangun industri militer yang
canggih. Yang pada gilirannya mengantarkan keduanya pada kemunduran yang signifikan
dan pada saat itulah Amerika mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan dunia.
3.
Unsure
Kebijakan
Kebijakan
yang diterapkan Inggris untuk meluaskan pengaruh sebesar-besarnya sebagai
hegemon di abad XIX adalah menjadikan poundsterling sebagai alat tukar
internasional. Inggris sebagai negara jangkar berjanji untuk membeli atau
menjual satu ons emas dengan 4,247 poundsterling (1ons emas = 4,247
Poundsterling), dengan demikian menetapkan nilai par pound tersebut terhadap
emas. Implikasinya adalah apabila negara lain ingin melakukan transaksi
perdagangan maka mekanisme pembayaran harus menyesuaikan dengan nilai kurs yang
telah ditetapkan oleh Inggris. Selain itu, negara lain yang memiliki emas dapat
ditukarkan dengan poundsterling sebagai cadangan devisa mereka dan sebaliknya.
Keadaan ekonomi dan perdagangan yang relatif stabil selama periode tersebut
merupakan faktor utama keberhasilan sistem standar emas berbasis poundsterling
(sterling-based gold standard).
Namun,
dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta Depresi Dunia (1931-1934)
negara-negara Eropa dilanda inflasi dan ketidakstabilan politik. Sistem moneter
internasional menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan ketidakpercayaan dunia
terhadap poundsterling dengan standar emas sehingga posisi poundsterling
semakin lemah. Akibatnya, Bank of England Inggris tidak mampu menepati janjinya
untuk mempertahankan nilai poundsterling dan membiarkan nilai kurs
poundsterling ditentukan oleh permintaan-penawaran pasar. Tidak hanya sampai di
situ, Inggris juga melakukan desakan pasar bebas atas Amerika Serikat dan
Jerman, setelah ekonominya kuat atas bantuan kebijakan-kebijakan proteksi yang
pada saat ini dianggap tercela dalam perdagangan bebas.
Di
samping itu tidak dapat dipungkiri bahwa peran bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional tak tersaingi oleh
bahasa-bahasa dunia lainnya dalam rentang waktu yang cukup lama. Ini bukan
hanya sebatas kebijakan saja tapi juga merupakan strategi yang berlaku
sepanjang jaman. Fenomena seperti ini bahkan tetap berlangsung ketika dunia
berada dalam perang dingin, dimana sebagian negara di dunia terpolarisasi dalam
blok barat yang dimotori oleh Amerika Serikat dan blok timur yang dimotori oleh
Uni Soviet. Kenyataan bahwa pada waktu itu Uni Soviet merupakan salah satu
negara super power dunia ternyata tidak mampu menempatkan peran bahasa Rusia
sejajar dengan bahasa Inggris dalam percaturan dunia internasional. Sejarah
juga mengindikasikan bahwa kegagalan militer Jepang dan Jerman dalam perang
dunia II boleh jadi karena tidak adanya language policy (kebijakan berbahasa)
yang diterapkan oleh kedua negara tersebut di negara-negara jajahannya.
Dengan
adanya language policy sebagaimana yang diterapkan oleh penguasa mperial
Inggris di mperi-negara jajahannya, secara mperial kemudian terjadi pembentukan
persepsi dan pola mper penduduk dan pemimpin-pemimpin di negeri-negeri
jajahannya, dimana persepsi dan pola mper tersebut adalah persepsi dan pola mper
yang tidak membahayakan kekuasaan kolonialisme Inggris. Kita kemudian dapat
berspekulasi bahwa inilah salah satu mperi utama yang menyebabkan kekuasaan mperialism
Inggris bertahan lama.
- KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU:
Hidayat,
I. Mardiyono. Geopolitik, Teori
dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya Usaha Nasional.
1983
SUMBER LAIN:
Http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/12/Editor/daoedjoe.gif
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/04/Bentara/2480023.htm
http://www.geocities.com/johnmanhitu2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar